respirasi pada hewan
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji sukur kehadirat Allah SWT yang mana atas limpahan hidayah dan karunia nya
laporan paraktikum Biologi Umum ini dapat diselesaikan.
Laporan ini
membahas tentang “RESPIRASI PADA HEWAN”. Laporan ini menyajikan materi tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan respirasi dan bukti bahwa
oksigen diperlukan dalam proses respirasi.
Akhir kata, tak
ada gading yang tak retak, demikian pula dengan laporan ini. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Agar nantinya laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi contoh untuk
selanjutnya.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semua serangga adalah organisme aerobic, mereka harus mendapatkan oksigen
(O2) dari lingkungan mereka untuk bertahan hidup. Mereka menggunakan
reaksi metabolik yang sama seperti binatang lain (glikolisis, siklus kreb, dan
sistem transportasi elektron) untuk mengubah zat gizi (misalnya gula) kedalam
energy ikatan kimia ATP. Selama langkah terakhir dari proses ini, atom oksigen
bereaksi dengan ion hydrogen untuk menghasilkan air, melepaskan energi yang
ditangkap dalam sebuah ikatan fosfat ATP.
Sistem pernapasan bertanggung jawab untuk memberikan cukup oksigen ke
semua sel tubuh dan untuk menghilangkan karbon dioksida (CO2) yang
dihasilkan sebagai produk limbah respirasi seluler. Sistem pernapasan serangga
(dan banyak lainnya anthropoda) adalah terpisah dari sistem peredaran darah.
Ini adalah jaringan kompleks tabung (disebut sistem trakea) yang memberikan
udara yang mengandung oksigen ke setiap sel tubuh.
Serangga kecil hampir secara eksklusif pada difusi pasif dan aktivitas
fisik untuk pergerakan gas dalamsistem trakea. Namun, serangga yang lebih besar
mungkin memerlukan ventilasi aktif dari sistem trakea (terutama ketika aktif
atau di bawah tekanan panas). Mereka melakukannya dengan membuka dan menutup
beberapa spirakle serangga lain saat menggunakan otot perut untuk bergantian
memperluas tubuh kontrak volume. Meskipun
gerakan-gerakan berdenyut ini
menyiram udara dari satu ujung ke ujung tubuh yang lain melalui trakea
longitudinal batang, difusi masih penting untuk mendistribusikan oksigen ke
sel-sel individual melalui jaringan yang lebih kecil dari tabung trakea.
Reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat di tuliskan sebagai
berikut:
C2H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + ATP
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain
dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer
scholander atau respirometer sederhana. Penggunaan masing-masing cara
didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya.
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan respirasi dan dapat membuktikan
bahwa oksigen diperlukan pada waktu proses respirasi.
BAB
II
METODE
DAN BAHAN
2.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Respirometer
2.
Neraca/Timbangan
3. Jarum
suntik/Siring
4. Stop
watch/jam
B. Bahan
1. Belalang
2.
Lipas/Kecoa
3. Eosin
4. Vaselin
5. KOH
2.2 Cara Kerja
1.
Menyiapkan respirometet
sederhana.
2.
Memasukan KOH kristal
sebanyak tiga butir kedalam tabung respiro.
3.
Menimbang berat serangga yang
akan diuji terlebih dahulu.
4.
Kemudian setelah melakukan
penimbangan, memasukan serangga kedalam tabung respiro, usahakan kepala
menghadap kea rah pipa skala respirometer.
5.
Menutup mulut tabung
denngan mengoleskan vaselin pada pinggir tabungnya saja.
6.
Selanjutnya meneteskan
eosin pada pipa skala dengan menggunakan suntikan/siring. Memperhatikan cairan
eosin agar tidak sampai melewati skala 0 (Nol).
7.
Pada saat itu juga memulai
perhitungan dengan selang waktu 3 menit.
8.
Mencatat hasil yang terbaca
pada pipa tabung setelah 3 menit lalumelanjutkan kembali hitungan dengan
interval 3 menit yang kedua sampai dengan selesai.
9.
Memasukan data ke dalam
table hasil pengamatan.
10. Pada hitungan kedua, mencari hitungan dengan cara interval 2 –
interval 1, hasil yang didapat untuk dimasukan ke dalam table hasil pengamatan
interval selanjutnya.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
3.1.1 Tabel Pengamatan
Nama
Hewan
|
Berat
(g)
|
Interval
3 menit
|
kecepatan
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|||
Belalang
|
0,40
|
0,07
|
|||||
Kecoa
|
1,21
|
0,1
|
0,17
|
0,41
|
0,66
|
0,79
|
3.1.2 Grafik Hasil Pengamatan Respirasi
Belalang
3.1.3 Gambar Hasil Pengamatan
Respirasi Kecoa
3.2 Pembahasan
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan
respiremeter, digunakan KOH. Fungsi dari kristal ini adalah untuk mengikat CO2,
sehingga pergerakan dari larutan Eosin benar-benar hanya disebabkan oleh
konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2
adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 →
K2CO3 + H2O
Karena serangga berusaha menghirup oksigen (O2) dari luar
melalui tabung kapiler berskala, sehingga setiap serangga memperoleh oksigen
dan eosin akan bergerak.
Peristiwa yang membuktikan bahwa serangga bernafas dengan mengambil
oksigen dari lingkungan yaitu majunya pergerakan eosin. Fungsi eosin adalah sebagai
indikator oksigen yang dihirup oleh organisme percobaan pada respirometer.
Setiap menitnya eosin bergerak ke arah tabung respirometer. Zat yang berperan
dalam pembuktian peristiwa tersebut yaitu kristal KOH, kristal KOH berpungsi sebagai
pengikat CO2, sehingga pergerakan dari eosin benar-benar hanya
disebabkan oleh komsumsi oksigen.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang
berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta
mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan
bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke saluran jaringan
tubuh. Oleh karena itu,pengangkutan O2 dan CO2 dalam
sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara
masuk dan keluar melalui stigma, udara masuk ke pembuluh trakea, yaitu lubang
kecil yang terdapat di kanan kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara
masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada
serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernapasan terjadi
karena adanya pengaruh kantraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
Ada perbedaan laju pernapasan antara hewan betina dan hewan jantan. Hal
ini disebabkan jenis kelamin yang mempengaruhi laju pernapasan. Umumnya, hewan
jantan lebih banyak membutuhkan energi, oleh sebab itu hewan jantan lebih
banyak membutuhkan oksigen dari pada hewan betina.
Ada perbedaan laju pernapasan antara hewan dewasa dan hewan belum dewasa.
Hal ini dikarenakan semakin dewasa atau semakin tua, frekuensi pernapasan
menjadi semakin lambat. Energy yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada
saat hewan tersebut belum dewasa, sehingga oksigen yang diperlukan relative
lebih sedikit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi:
a.
Berat tubuh
Semakin berat tubuh suatu organisme,
maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses
respirasinya.
b.
Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, maka
kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan oksigen juga semakin
banyak.
c.
Kegiatan tubuh
Makhluk hidup yang melakukan
aktivitas tubuh memerlukan energi. Berarti semakin berat aktivitasnya, maka
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasan semakin cepat.
Dari tabel hasil pengamatan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa setiap tiga menit sekali interval akan berubah.
Cotohnya pada hasil pengamatan respirasi belalang, pada tiga menit pertama
interval menunjuk pada angka tiga menit seelanjutnya interval menunjuk pada
angka Dan
pada tiga menit terakhir interval menunjuk pada angka Ini menunjukan bahwa respirasi yang terjadi
pada belalang termasuk dalam respirasi sedang.
IV
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
respirasi adalah :
a.
Berat tubuh
Semakin berat tubuh suatu
organisme, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan dan semakin cepat proses
respirasinya.
b.
Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, maka
kebutuhan energi semakin banyak pulasehingga kebutuhan oksigen juga semakin
banyak.
c.
Kegiatan tubuh
Makhluk hidup yang melakukan
aktivitas tubuh memerlukan energi. Berarti semakin berat aktivitasnya, maka
semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga pernapasan semakin cepat.
2. Peristiwa
yang membuktikan bahwa serangga bernapas dengan mengambil
oksigen dari lingkungan yaitu
majunya pergerakan eosin. Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang
dihirup oleh organisme percobaan pada respirometer.
DAFTAR PUSTAKA
Priadi,Arif.2009.BIOLOGI.Jakarta:Yudhistira
Johnson,J.2000.UNDER the Microscope: Breating.London:Grolier
Danburry Connecticut
Makasih man wkwokwow
ReplyDeleteSama2. Terimakasih atas kunjungannya
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete